SetingSimulasi
Pelatihan Rumah Kreatif Bagi Orangtua
Oleh; Faisal Riza Hasbullah
Oleh; Faisal Riza Hasbullah
a.
Area Ruang Tamu
Orangtua mengajak anak ke ruang tamu
untuk duduk-duduk di sofa atau kursi, orangtua mengajak anak untuk
bercakap-cakap tentang guna dari ruang tamu itu sendiri dan benda-benda yang
ada di ruang tamu. Biarkan anak bercerita sesuai dengan pemahaman anak dan
pengetahuannya tentang ruang tamu, dan dengan kosakata anak sesuai dengan
perbendaharaan kata anak. Tetapi bila anak dalam kesulitan menceritakan manfaat
ruang tamu, orangtua harus membantunya dengan menjelaskan apa guna dari ruang
tamu tersebut misalkan:ruang tamu berguna untuk menerima tamu seperti saat
saudara atau teman, bisa teman ayah, mama atau teman dari anggota keluarga lain
yang sedang main kerumah hendaknya dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu. Setelah
anak paham manfaat ruang tamu, orangtua memberi pengertian pada anak bagaimana cara
menerima tamu dengan baik dan sopan. Orangtua mengajak anak bercakap-cakap,
bagaimana kalau ada tamu dirumah anak tidak boleh lari-lari keluar masuk, kalau
anak mau duduk bersama orangtua untuk menemani tamu anak harus sopan tidak
boleh rewel, harus pintar dan sopan.
“Sayang coba perhatikan sekitar ada
benda apa saja, ayo.... coba adik tunjuk
dan sebut nama bendanya mama mau dengar” kata orangtua pada anak (bila
pembelajaran dilakukan oleh mama). Anak akan menyebutkan dan menceritakan benda-benda
yang anak lihat di ruang tamu seperti : meja, kursi, vas bunga, pigora foto
atau lukisan, jam dinding. Setelah anak menyebutkan benda yang ada dan anak
tahu dan sebaliknya bila anak tidak tahu nama benda tersebut orangtua akan
membantunya dengan memberitahu nama benda tersebut. Setelah itu orangtua
menayakan pada anak, apa bentuk meja dan fungsi meja. Bila meja berbentuk segi
empat, ajak anak menghitung jumlah sudut meja tersebut. Tanya ulang lagi ke
anak berapa jumlah sudutnya, kemudian minta anak untuk menunjukkan dengan
menggunakan jari yaitu menghitung jari dari 1 - 4 dan harusnya orangtua juga
memberikan pujian tiap anak menjawab pertanyaan dan melakukan sesuai dengan
perintah dari orangtua, dengan harapan sebagai motivasi kepada anak, dan
sebaliknya bila anak salah atau kurang tepat hendaknya orangtua
memberitahukannya tentang jawaban yang tepat dan dengan tidak menyalahkan atas jawaban anak.
b.
Area Kamar Tidur
Ajak anak ke kamar tidur sambil
menyanyikan lagu anak-anak yang anak sukai agar anak senang, sebagai orangtua
yang mempunyai anak usia dini hendaknya tahu dan dapat menyanyikan lagu
anak-anak agar hubungan anak dan orangtua semakin dekat karena anak akan merasa
diperhatikan oleh orangtua. Setelah dikamar tidur ajak anak naik keatas kasur,
minta anak ambil guling (bantal peluk) dan bantal, orangtua memperhatikan
apakah anak tahu mana yang namanya bantal dan mana yang namanya guling.
orangtua minta anak untuk menata guling dan bantal secara berjajar, kemudiaan
tanya anak apakah guna dari bantal dan guling, kemudian tanya anak panjang mana
antara bantal dan guling, serta pendek mana?
Untuk mengembangkan aspek
moral dan nilai-nilai agama, ajak anak mengucapkan do’a mau tidur serta do’a
bangun tidur dan hal tersebuat harus dibiasakan pada anak sebelum anak tidur
dan setelah bangun tidur. Sebelum meninggalkan kamar tidur minta anak untuk merapikan
kembali tempat tidur dengan menata kembali bantal dan guling yang sudah anak
ambil tadi, hal ini dilakukan dan dibiasakan saat anak bangun tidur. Dengan
kegiatan yang dilakukan di dalam kamar tersebut, secara tidak disadari sebenarnya
anak telah belajar dan orangtua telah mengembangkan aspek perkembangan seni
dengan bernyanyi, aspek perkembangan kongnitif dengan membandingkan panjang
pendek bantal dan guling, pengembangan bahasa dengan melakukan perintah secara
kompleks, aspek moral dan nilai-nilai agama dengan mengucap do’a mau tidur dan
bangun tidur, aspek sosial dengan menata dan mengembalikan kembali bantal dan
guling ketempatnya yang telah anak ambil tadi.
c.
Area Keluarga
Orangtua ajak anak ke ruang keluargadan
biasanya di dalam ruang keluarga ada televisi, orangtua menyalakan televisi,
tanya pada anak hari ini mau lihat acara apa? Biarkan anak memilih acara
televisi yang anak mau lihat, tapi bila anak memilih acara yang bukan acara
anak-anak maka orangtua harus memberi pengertian kalau acara tersebut untuk
orang dewasa dan anak-anak tidak boleh menontonnya kemudiaan tawarkan kepada
anak tentang acara untuk anak-anak mungkin anak tertarik. Biarkan anak
menyaksikan acara anak-anak mungkin film kartun atau sinema anak-anak, kurang
lebih 10 – 15 menit. Setelah itu tanya anak “ sayang itu film apa, kamu tahu
kah tidak siapa saja nama pemainnya?” Biarkan anak bercerita sesuai dengan film
yang anak lihat dan sekali-kali beri pujian pada anak kalau anak pintar sudah
dapat bercerita sehingga orangtua jadi tahu ceritanya.
Ajak anak memperhatikan jam dinding
yang ada kemudian tanya anak, bentuk apakah jam dinding yang ada? Setelah itu
orangtua bertanya pada anak apakah anak tahu sekarang jam berapa, biarkan anak
menjawab sesuai pemahaman anak, benar atau salah jawaban anak, kuatkan
pemahaman anak tentang angka dahulu dengan cara bertanya pada anak “sayang coba perhatikan jam dinding itu ada
berapa jarum?” anak akan menjawab 3 atau mungkin 2. Setelah itu orangtua tanya
jarumnya yang pendek ada pada angka berapa dan jarum panjang ada pada angka
apa? Setelah anak menjawab, sebaiknya orangtua baru memberitahukan ke pada anak
misalnya kalau jarum pendek di angka 9 dan panjang di angka 6 berarti itu jam
09.30 tapi inti dari kegiatan ini adalah penguatan terhadap pengenalan angka
pada anak sedang untuk jam anak sekedar tahu tapi bila sering dilakukan lama-lama
anak akan tahu cara melihat jam yang benar.
d.
Area Dapur
Orangtua ajak anak ke dapur, minta
anak untuk mengambil piring dengan menyebutkan kriteria yang harus diambil anak
yaitu mengambil piring dengan warna berbeda dan ukuran yang berbeda. Orangtua
memperhatikan yang dikerjakan anak, apakah anak dapat mengerti dengan perintah yang diberikan orangtua.
Setelah itu orangtua mengambil dua piring yang sudah anak ambil yang mempunyai
ukuran berbeda dan menayakan pada anak “sayang coba perhatikan, mama pegang
apa?” anak akan menjawab “lingkaran” tetapi kalau anak tidak tahu orangtua akan
memberitahukannya. Anak suruh membandingkan besar piring dengan menunjuk piring
yang lebih besar atau lebih kecil. Selain mengenalkan bentuk geometri dan
perbandingan besar kecil, dengan piring tadi orangtua dapat mengenalkan
macam-macam warna pada anak dengan menyuruh anak menyebutkan warna piring yang
sudah orangtua pegang.
Orangtua mengambil gelas yang
mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda, kemudian orangtua menata gelas secara
berjajar dari tinggi ke pendek. “sayang coba perhatikan gelas yang mama sudah
tata, coba kamu hitung dan kira-kira bentuknya sama tidak gelas yang sudah mama
tata itu” kata mama pada anak. Dari situ anak akan menghitung jumlah gelas yang
sudah di tata tadi, setelah selesai, ingatkan lagi anak perbedaan apa yang ada
pada masing-masing gelas. Biarkan anak bercerita dengan kosa kata anak dari
pembelajaran yang sudah dilakukan tadi maka aspek perkembangan bahasa,
kongnitif anak dapat dikembangkan dengan permainan yang sederhana tadi.
e.
Area Kamar Mandi
Orangtua ajak anak ke kamar mandi,
minta anak untuk mengamati dan menyebutkan apa yang ada di dalam kamar mandi seperti
gayung, sabun, air, sikat kamar mandi, sikat gigi, shampo, closet (bila kamar
mandi jadi satu dengan WC). Setelah itu minta anak untuk mengambil air dengan
gayung, suruh anak mengamati dan tanya anak apa warna air, bagaimana bentuk
air. Orangtua mendengarkan jawaban anak sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman
anak. Setelah itu jelaskan pada anak kalau air yang bersih itu tidak berwarna
melainkan jernih, sedang kalau bentuknya berubah-rubah sesuai dengan wadah atau
tempatnya hal itu karena air merupakan benda cair. Kemudian orangtua
menyiramkan air kekaki anak, tanya anak pa yang anak rasakan, mungkin anak akan
menjawab dingin, segar dan lainnya
sesuai apa yang anak rasakan. Tanya lagi anak “sayang air yang mama siram
kekaki mengalir kemana, terus bagaimana?” biarkan anak bercerita sesuai dengan
apa yang anak amati dan rasakan, bisa juga anak akan menjawab air mengalir
kebawah. Tapi yang pasti dari kegiatan tadi orangtua mengajarkan kalau air
mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
Bila dalam kamar mandi ada kloset, ajarkan pada anak
cara buang air besar yang benar yaitu, buka celana kemudian anak duduk dengan
memperhatikan lubang, kasih tahu anak kalau pantat harus ada di atas lubang
agar kotoran tidak tercecer kemana-mana sehingga dapat membuat kotor dan bau,
sebaliknya bila pantat ada di atas lubang maka kotoran nanti akan langsung
masuk kedalam lubang sehingga kita tinggal menyiramnya sampai bersih. Setelah itu ajarkan cara membersihkan pantat
yaitu, tangan kanan memegang gayung untuk ambil air dan tangan kiri digunakan
untuk membersihkan pantat dengan cara digosok dan di siram dengan air setelah
itu cuci tangan dengan sabun agar bersih dan tidak bau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar