Minggu, 21 Februari 2016

Seting Simulasi Pelatihan Rumah Kreatif Bagi Orangtua

a.       Area Ruang Tamu
Orangtua mengajak anak ke ruang tamu untuk duduk-duduk di sofa atau kursi, orangtua mengajak anak untuk bercakap-cakap tentang guna dari ruang tamu itu sendiri dan benda-benda yang ada di ruang tamu. Biarkan anak bercerita sesuai dengan pemahaman anak dan pengetahuannya tentang ruang tamu, dan dengan kosakata anak sesuai dengan perbendaharaan kata anak. Tetapi bila anak dalam kesulitan menceritakan manfaat ruang tamu, orangtua harus membantunya dengan menjelaskan apa guna dari ruang tamu tersebut misalkan:ruang tamu berguna untuk menerima tamu seperti saat saudara atau teman, bisa teman ayah, mama atau teman dari anggota keluarga lain yang sedang main kerumah hendaknya dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu. Setelah anak paham manfaat ruang tamu, orangtua memberi pengertian pada anak bagaimana cara menerima tamu dengan baik dan sopan. Orangtua mengajak anak bercakap-cakap, bagaimana kalau ada tamu dirumah anak tidak boleh lari-lari keluar masuk, kalau anak mau duduk bersama orangtua untuk menemani tamu anak harus sopan tidak boleh rewel, harus pintar dan sopan.
“Sayang coba perhatikan sekitar ada benda apa saja,  ayo.... coba adik tunjuk dan sebut nama bendanya mama mau dengar” kata orangtua pada anak (bila pembelajaran dilakukan oleh mama). Anak akan menyebutkan dan menceritakan benda-benda yang anak lihat di ruang tamu seperti : meja, kursi, vas bunga, pigora foto atau lukisan, jam dinding. Setelah anak menyebutkan benda yang ada dan anak tahu dan sebaliknya bila anak tidak tahu nama benda tersebut orangtua akan membantunya dengan memberitahu nama benda tersebut. Setelah itu orangtua menayakan pada anak, apa bentuk meja dan fungsi meja. Bila meja berbentuk segi empat, ajak anak menghitung jumlah sudut meja tersebut. Tanya ulang lagi ke anak berapa jumlah sudutnya, kemudian minta anak untuk menunjukkan dengan menggunakan jari yaitu menghitung jari dari 1 - 4 dan harusnya orangtua juga memberikan pujian tiap anak menjawab pertanyaan dan melakukan sesuai dengan perintah dari orangtua, dengan harapan sebagai motivasi kepada anak, dan sebaliknya bila anak salah atau kurang tepat hendaknya orangtua memberitahukannya tentang jawaban yang tepat dan dengan tidak menyalahkan atas  jawaban anak.
       
b.      Area Kamar Tidur
Ajak anak ke kamar tidur sambil menyanyikan lagu anak-anak yang anak sukai agar anak senang, sebagai orangtua yang mempunyai anak usia dini hendaknya tahu dan dapat menyanyikan lagu anak-anak agar hubungan anak dan orangtua semakin dekat karena anak akan merasa diperhatikan oleh orangtua. Setelah dikamar tidur ajak anak naik keatas kasur, minta anak ambil guling (bantal peluk) dan bantal, orangtua memperhatikan apakah anak tahu mana yang namanya bantal dan mana yang namanya guling. orangtua minta anak untuk menata guling dan bantal secara berjajar, kemudiaan tanya anak apakah guna dari bantal dan guling, kemudian tanya anak panjang mana antara bantal dan guling, serta pendek mana?
        Untuk mengembangkan aspek moral dan nilai-nilai agama, ajak anak mengucapkan do’a mau tidur serta do’a bangun tidur dan hal tersebuat harus dibiasakan pada anak sebelum anak tidur dan setelah bangun tidur. Sebelum meninggalkan kamar tidur minta anak untuk merapikan kembali tempat tidur dengan menata kembali bantal dan guling yang sudah anak ambil tadi, hal ini dilakukan dan dibiasakan saat anak bangun tidur. Dengan kegiatan yang dilakukan di dalam kamar tersebut, secara tidak disadari sebenarnya anak telah belajar dan orangtua telah mengembangkan aspek perkembangan seni dengan bernyanyi, aspek perkembangan kongnitif dengan membandingkan panjang pendek bantal dan guling, pengembangan bahasa dengan melakukan perintah secara kompleks, aspek moral dan nilai-nilai agama dengan mengucap do’a mau tidur dan bangun tidur, aspek sosial dengan menata dan mengembalikan kembali bantal dan guling ketempatnya yang telah anak ambil tadi.


c.       Area Keluarga
Orangtua ajak anak ke ruang keluargadan biasanya di dalam ruang keluarga ada televisi, orangtua menyalakan televisi, tanya pada anak hari ini mau lihat acara apa? Biarkan anak memilih acara televisi yang anak mau lihat, tapi bila anak memilih acara yang bukan acara anak-anak maka orangtua harus memberi pengertian kalau acara tersebut untuk orang dewasa dan anak-anak tidak boleh menontonnya kemudiaan tawarkan kepada anak tentang acara untuk anak-anak mungkin anak tertarik. Biarkan anak menyaksikan acara anak-anak mungkin film kartun atau sinema anak-anak, kurang lebih 10 – 15 menit. Setelah itu tanya anak “ sayang itu film apa, kamu tahu kah tidak siapa saja nama pemainnya?” Biarkan anak bercerita sesuai dengan film yang anak lihat dan sekali-kali beri pujian pada anak kalau anak pintar sudah dapat bercerita sehingga orangtua jadi tahu ceritanya.
Ajak anak memperhatikan jam dinding yang ada kemudian tanya anak, bentuk apakah jam dinding yang ada? Setelah itu orangtua bertanya pada anak apakah anak tahu sekarang jam berapa, biarkan anak menjawab sesuai pemahaman anak, benar atau salah jawaban anak, kuatkan pemahaman anak tentang angka dahulu dengan cara bertanya pada anak  “sayang coba perhatikan jam dinding itu ada berapa jarum?” anak akan menjawab 3 atau mungkin 2. Setelah itu orangtua tanya jarumnya yang pendek ada pada angka berapa dan jarum panjang ada pada angka apa? Setelah anak menjawab, sebaiknya orangtua baru memberitahukan ke pada anak misalnya kalau jarum pendek di angka 9 dan panjang di angka 6 berarti itu jam 09.30 tapi inti dari kegiatan ini adalah penguatan terhadap pengenalan angka pada anak sedang untuk jam anak sekedar tahu tapi bila sering dilakukan lama-lama anak akan tahu cara melihat jam yang benar.

d.      Area Dapur
Orangtua ajak anak ke dapur, minta anak untuk mengambil piring dengan menyebutkan kriteria yang harus diambil anak yaitu mengambil piring dengan warna berbeda dan ukuran yang berbeda. Orangtua memperhatikan yang dikerjakan anak, apakah anak dapat mengerti  dengan perintah yang diberikan orangtua. Setelah itu orangtua mengambil dua piring yang sudah anak ambil yang mempunyai ukuran berbeda dan menayakan pada anak “sayang coba perhatikan, mama pegang apa?” anak akan menjawab “lingkaran” tetapi kalau anak tidak tahu orangtua akan memberitahukannya. Anak suruh membandingkan besar piring dengan menunjuk piring yang lebih besar atau lebih kecil. Selain mengenalkan bentuk geometri dan perbandingan besar kecil, dengan piring tadi orangtua dapat mengenalkan macam-macam warna pada anak dengan menyuruh anak menyebutkan warna piring yang sudah orangtua pegang.
Orangtua mengambil gelas yang mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda, kemudian orangtua menata gelas secara berjajar dari tinggi ke pendek. “sayang coba perhatikan gelas yang mama sudah tata, coba kamu hitung dan kira-kira bentuknya sama tidak gelas yang sudah mama tata itu” kata mama pada anak. Dari situ anak akan menghitung jumlah gelas yang sudah di tata tadi, setelah selesai, ingatkan lagi anak perbedaan apa yang ada pada masing-masing gelas. Biarkan anak bercerita dengan kosa kata anak dari pembelajaran yang sudah dilakukan tadi maka aspek perkembangan bahasa, kongnitif anak dapat dikembangkan dengan permainan yang sederhana tadi.

e.      Area Kamar Mandi
Orangtua ajak anak ke kamar mandi, minta anak untuk mengamati dan menyebutkan apa yang ada di dalam kamar mandi seperti gayung, sabun, air, sikat kamar mandi, sikat gigi, shampo, closet (bila kamar mandi jadi satu dengan WC). Setelah itu minta anak untuk mengambil air dengan gayung, suruh anak mengamati dan tanya anak apa warna air, bagaimana bentuk air. Orangtua mendengarkan jawaban anak sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman anak. Setelah itu jelaskan pada anak kalau air yang bersih itu tidak berwarna melainkan jernih, sedang kalau bentuknya berubah-rubah sesuai dengan wadah atau tempatnya hal itu karena air merupakan benda cair. Kemudian orangtua menyiramkan air kekaki anak, tanya anak pa yang anak rasakan, mungkin anak akan menjawab dingin, segar  dan lainnya sesuai apa yang anak rasakan. Tanya lagi anak “sayang air yang mama siram kekaki mengalir kemana, terus bagaimana?” biarkan anak bercerita sesuai dengan apa yang anak amati dan rasakan, bisa juga anak akan menjawab air mengalir kebawah. Tapi yang pasti dari kegiatan tadi orangtua mengajarkan kalau air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah.
Bila dalam kamar mandi ada kloset, ajarkan pada anak cara buang air besar yang benar yaitu, buka celana kemudian anak duduk dengan memperhatikan lubang, kasih tahu anak kalau pantat harus ada di atas lubang agar kotoran tidak tercecer kemana-mana sehingga dapat membuat kotor dan bau, sebaliknya bila pantat ada di atas lubang maka kotoran nanti akan langsung masuk kedalam lubang sehingga kita tinggal menyiramnya sampai bersih.  Setelah itu ajarkan cara membersihkan pantat yaitu, tangan kanan memegang gayung untuk ambil air dan tangan kiri digunakan untuk membersihkan pantat dengan cara digosok dan di siram dengan air setelah itu cuci tangan dengan sabun agar bersih dan tidak bau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar